Sebuah kalimat yang kemudian menjadi judul tulisan kali ini,
ungkapan dari seorang teman yang tak mau disebutkan namanya. Simple sih
rangkaian katanya, tapi ketika siapapun yang membaca akan
mudah mengerti, walaupun agak sulit dipraktikan.
Tuhan menganugrahkan sebuah rasa kepada manusia, makhluk yang diciptakan
paling sempurna diantara yang lainnya. Rasa senang, rasa sedih, rasa
kecewa, sampai perasaan cinta yang datang tanpa permisi, sekalipun itu
tanpa ada sinyal sebelumnya, dan tidak mengenal kepada siapapun yang
merasakan maupun yang dirasakan.
Ketika cinta tak berbalas, ketika rindu bertepuk sebelah tangan. Ketika
kamu cinta dia, tapi justru dia ada cinta untuk yang lain. Itulah sebuah
roda kehidupan suka tidak suka, mau tidak mau, harus dijalani. Ibarat
minum obat, telan saja walaupun berasa pahit, karena akan berasa manis
kemudian diwaktu sudah sembuh.
Agak sedikit munafik sih, ketika ada ungkapan, cinta tidak
harus memiliki. Hanya orang-orang kalah yang berfikiran sempit seperti
itu. Hanya orang-orang yang tidak bisa melepaskan ketika tidak mampu
meraihnya yang melakukan hal itu. Fair saja jika tak bersambut cinta
yang diberikan, itu lebih baik.
Berakhirnya sebuah hubungan, kisah kasih yang pada akhirnya tak bisa
disatukan pun, yakinlah akan ada cerita lain setelah itu, para pengganti
sudah bersiap mengisi ruang hati yang telah ditinggal pergi, entah
kapan waktunya tidak ada yang bisa menerka itu semua.
Karena sesungguhnya menikmati pahitnya saat patah hati, sama rasanya kala menikmati indahnya saat jatuh cinta.
Selesai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar