Kamis, 21 November 2013

Ada apa dengan Persija?

Kompetisi ISL musim 2013-2014 memang tinggal hitungan bulan, jika tak ada aral rintangan kick off akan dimulai akhir Januari 2014. Persiapan jelang bergulirnya kompetisi beberapa tim sudah hampir merampungkan skuadnya.

Ada tim yang tidak banyak merombak pemain di musim sebelumnya demi menjaga kekompakan, ada juga tim yang rela merogoh kocek yang cukup dalam untuk merekrut pemain. Sedikit mengikuti perkembangan lalu lintas transfer musim ini, saya sedikit tercengang dengan nominal uang yang mesti dikeluarkan sebuah klub untuk mendapatkan tandatangan pemain incarannya.

Razak Omotoyossi, striker kelahiran Nigeria dan bermain untuk Timnas Benin misalnya, Sriwijaya FC sempat ditawarkan oleh agen pemain yang terakhir bermain untuk klub Zamalek, Mesir ini dengan harga 350 ribu euro jika dikonversi kedalam mata uang rupiah sebesar 5.5M, harga yang cukup fantastik.

Nilai tersebut bahkan terkesan tidak menjadi masalah untuk bisa dipenuhi, mengutip pernyataan Manajer SFC, Robert Heri yang mengungkapkan sudah ada komunikasi intensif SFC dengan Razak Omotoyossi, bahkan sudah ada kesepakatan soal nilai kontrak dan keinginan pemain tersebut, namun karena dia masih terikat kontrak dengan Zamalek klub sebelumnya, ini menjadi sedikit hambatan SFC untuk merekrutnya.

Sejujurnya saya iri, ketika apa yang dilakukan SFC juga hampir sama di aplikasikan Persib, untuk musim depan mengutip pernyataan Djajang Nurjaman bahwa Persib masih terus mengejar pemain Timnas Burkina Faso, Keba Paul Koulibaly untuk bisa bagian dari skuad musim depan, harga untuk pemain ini pun cukup gila, 8M!

Lebih lanjut Djajang mengungkapkan "Awalnya Persib tidak terlalu bernafsu mengejar Koulibaly karena pada saat masuk radar buruan pemain tersebut masih konsentrasi membela negaranya untuk lolos Piala Dunia 2014, namun ketika dipastikan Burkina Faso sudah tersingkir kami semakin serius mengejar tandatangan pemain tersebut"

Hal seperti ini memang bukan jadi hal yang pertama terjadi di Indonesia, masih segar di ingatan ketika Persib merekrut Sergio Van Dijk dengan nominal 2.5M untuk semusim, dan ada beberapa pemain lain seperti Cristian Gonzales, Beto Gonzalves yang kisaran kontraknya berada di nominal 1M. Untuk ukuran pemain lokal Boaz Sollosa dan Bambang Pamungkas pernah mencatatkan menjadi pemain lokal dengan harga cukup mengiurkan di kisaran 1M sampai 1.5M

Lalu apa korelasinya dengan Persija? Melihat hal ini akan sungguh menjadi bertolak belakang dengan kondisi yang dialami Persija, setidaknya dalam 2 musim terakhir. Macan Kemayoran justru kesulitan membayar gaji para pemainnya. Bahkan untuk persiapan musim depan, Persija hingga hari ini 21 November 2013, tepat seminggu menghitung mundur hari jadi ke-85 tim Ibukota masih belum membentuk skuad, miris!.

Saya memang orang yang awam untuk urusan negosiasi dengan pihak sponsor, keinginan manajemen dan harga yang ditawarkan sampai bisa deal menjalin menjadi sebuah kerjasama. Tapi jika melihat kondisi Jakarta sendiri yang semua kegiatan bisnis berpusat disini, hampir mustahil mengatakan kalau tak ada yang berminat menjadi sponsor Persija.

Hitung mundur seminggu jelang 85 tahun Persija, Please God Save Persija, kembalilah mengaum buktikan kepada dunia cakarmu masih tajam!.



Note : Data untuk besaran nilai kontrak hanya rataan umum dari berbagai sumber untuk melengkapi tulisan, sudah menjadi hal biasa dalam sepakbola Indonesia tidak pernah secara gamblang menyebutkan suatu angka tertentu.

Jumat, 15 November 2013

Tak Sempat Ucapkan "Selamat Tinggal"

Pergi berlalu hempaskan cerita dulu
Tak mampu setia lepaskan semuanya
Bak pelangi yang selalu hadir seusai hujan reda.
Hanya kenangan yang tersimpan rapat di memori.

Semua begitu cepat, secepat perkenalan itu, secepat rasa cinta ini datang, secepat pula angin membawa terbang berlalu, tersapu peluh debu yang tertiup hampa, tak bersisa. Sebuah perjalanan hidup, tentang cinta, tak bertuan.. hilang tanpa arah dan lenyap. Tak perlu meruntuk sedih berlebih, karena ini jalan yang sudah dipilih, akhiri tanpa perih.

Walau tanpa ucap "say goodbye" yakinkan semua akan baik-baik saja setelahnya. Meredam semua suara-suara sumbang, biarkan mereka bicara semaunya, seenaknya hingga menghilang di udara. Tapi jangan pernah sekalipun biarkan mereka mengatur hidup ini.

Kata "perpisahan" tak selalu berujung kepedihan, bebaskan imajinasi seliar-liarnya, rasakan sampai bisa kembali meraih kebahagiaan yang sempat tertunda. Tak perlu orang lain tau, cukup kita yang merasakan.

Akhir cerita indah, aku yang pernah merasakan "kita" tanpa kamu yang tak pernah terbesit sedikitpun ingin meneruskan "kita". Menurut kita ini udah yang terbaik, Tapi kalo menurut Tuhan enggak, kita bisa apa...

Selesai...

-Balada Penulis Amatir-

Kamis, 14 November 2013

Hai.. Pasangan kamu juga punya privasi loh..

Ketika orang sedang jatuh cinta, apa-apa berdua, kemana-mana selalu berdua, bahkan waktu 1x24 jam sehari pun terasa kurang untuk dilalui bersama. Laporan lagi dimana lagi sama siapa, mau ngapain, menjadi aktifitas yang menjadi suatu keharusan untuk dilakukan, tak jarang bisa juga menjadi penyebab selisih paham, berantem jika lalai atau sengaja melupakan.

Memang masih bisa dimaklumi untuk melakukan hal-hal tersebut, karena kamu sudah tidak sendiri, ada orang lain yang memikirkan kamu, ada yang khawatir sama kamu. Jangan lupa juga ada orang yang telah mempercayakan perasaannya di serahkan ke kamu.

Tak jarang pula, seluruh aktifitas social media tak luput dari perhatian atau malah akses masuk socmed yang awalnya hanya milik pribadi menjadi milik berdua. "Dapat Mention ini dipertanyakan, ada Direct Message itu dipermasalahkan, suggest yang berlebihan, curiga yang tak beralasan. Padahal jika tujuannya agar pasangan kamu bisa terpantau, atau tidak selingkuh, ketakutan kamu justru malah akan menjadi nyata.

Ketakutan, tak ingin kehilangan, rasa cemburu sangat wajar terjadi, akan tetapi menjadi tidak wajar ketika kehidupan kamu hanya ada, terus-terusan, melulu hanya untuk pacar, pacar dan pacar. Masih banyak kegiatan diluar sana yang bisa kamu lakukan seimbang. Bukankah sebelum memiliki pacar, aktifitas kamu  yang telah menjadi "pacar" setia selama ini?

Apakah saling percaya tak cukup sehingga harus mengakusisi seluruh ruang pribadi pasangan kamu? Toh banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk berpaling lantas meninggalkan, tanpa perlu menguasai area terdalam dari pasangan kamu.

Kepercayaan itu penting, ketika sudah dipercaya akan menjadi sangat penting untuk menjaganya.

 Selesai...

-Balada Penulis Amatir-

Enough ( Semua berakhir disini.... )

Buat apa memperjuangkan orang lain yang di waktu bersamaan orang yang diperjuangin justru memperjuangkan orang lain, kamu sehat?

Setiap menjalin suatu hubungan, sudah tentu menginginkan bermuara kepada hal yang baik, dari pacaran pastinya lanjut ke pernikahan, untuk yang pertama dan terakhir kali dalam hidup. Mustahil juga ketika proses pacaran tidak menemui hambatan, kerikil baik kecil maupun besar, bahkan godaan juga kerap kali muncul.

Cinta sejati sewajarnya saling melengkapi, tak pernah berhenti mengingatkan ketika ada yang salah, tak lupa juga mencintai, meyayangi dengan hati. Memiliki keyakinan hati satu sama lain, saling percaya, komunikasi intens bisa menjadi pelengkap semuanya.

Mulut dan hati kerap kali tak mau berdamai, masih sekuat tenaga menghibur diri, pandangan mata berusaha menyakinkan akan ada cerita indah tatkala hati masih bergemuruh atas nama cinta. Walaupun sebenarnya, ini semua udah gak sehat, tidak layak diteruskan, tunggu apalagi? Apa yang masih memberatkan kamu?

Dan seakan tidak ingin semuanya berlarut, mulut pun berucap dengan getir, "Mau sampai kapan seperti ini terus? Jangan terbisu dengan manisnya perkataan yang tak bisa terbukti, jangan terdiam hanya dengan semua mimpi dan angan yang tak mampu terwujud"

Mau tidak mau karena ini berwujud sebuah kenyataan, sudah saatnya logika harus lebih bertahta dari yang namanya Cinta. Aku dan Kamu Yang tidak pernah menjadi Kita.

Selesai...

-Balada Penulis Amatir-

Senin, 11 November 2013

Perlahan.. Tuhan menjawab semuanya..

Ketika kamu meminta sesuatu kepada sesama manusia tidak ada jawaban, mintalah kepada Tuhanmu, berkomunikasi dengan caramu, hubungan vertikal makhluk yang diciptakan paling sempurna dengan sang pencipta, kelak apapun jawaban yang didapat baik itu menurut kamu tidak sesuai kehendak tapi yakinlah jalanmu sudah diberikan.

Apapun bentuknya, mau segigih seperti apapun menutupi kebohongan, cepat atau lambat akan ketauaan kok.“Kan aku berbohong demi kebaikan, masa gak boleh?” pertanyaan yang sering kali menjadi topeng ketika akan melakukan kebohongan. Logikanya gini, bohong aja itu udah gak baik, darimana hubungannya demi kebaikan?

Lagian juga apa enaknya berbohong sih? Perasaan bersalah pasti akan selalu menyelimuti ketika berbohong. Satu hal yang harus selalu di ingat, kita mungkin bisa berbohong terhadap sesama manusia, tapi apa mungkin akan sama ketika dihadapan Tuhan?

Kamu terkadang tidak pernah menyadari, ketika sedang melakukan kebohongan terhadap orang lain, sejujurnya kamu pun sudah membohongi diri kamu sendiri,  dan bukan tidak mungkin kebohongan-kebohongan selanjutnya akan kamu lakukan yang tanpa disadari orang lain yang kamu bohongi sebenarnya sudah mengetahui.

Tuhan memiliki berbagai cara mendekatkan atau menjauhkan, memberikan atau mengkandaskan kabar, termasuk dalam hal kebohongan, ada saja cara ajaib jika Tuhan kehendaki maka akan mengabarkan pesan untuk mengetahui kebohongan itu.  Untuk hal yang tidak diduga, tidak direncanakan bahkan tak sempat terfikirkan sebelumnya. 

Hujan... kenyataan... dan kejujuran... yang justu didapat dari orang lain.

Selesai...

-Balada Penulis Amatir-

Sabtu, 09 November 2013

Karma, selalu ada…

Berbuat baiklah kepada siapapun, termasuk orang yang sudah membuat kamu terluka sekalipun, jika ada orang yang jahat sama kamu cukup doakan. –Ibu-

Sudah barang tentu, begitu pertama kali mendengar atau membaca kata “Karma” tidak jarang aliran negatif mengalir, hal yang buruk terekam, hingga sesuatu yang tidak baik terkandung dalam kata “Karma” . Bahkan sering kali juga terkesan seperti mendoakan terhadap apa yang sudah terjadi sebelumnya untuk mengalami hal yang sama atau bahkan lebih.

Niat baik pastinya akan membuahkan hasil yang baik pula, begitupula sebaliknya jangan sekalipun ada niatan untuk melakukan niat buruk untuk orang lain, apapun alasannya niscaya jawaban dari niat itu akan berujung tak baik. “Kalo enggak mau dicubit, jangan lebih dulu mencubit” klise memang tapi itu yang kerap terjadi dari analogi kecil “Karma” yang sering kali menjadi pembicaraan.

Sah-sah saja bila kemudian ada yang menganggap “Karma” itu tidak ada, hanya sebatas sugest atau malah hanya guyonan semata.Satu hal yang perlu ditarik garis jangan kemudian menjadikan “Karma” sebagai sebuah doa, umpatan maupun sumpah serapah untuk orang lain, karena selalu percaya Tuhan itu Maha Asyik, ketika ucapan bisa menjadi sebuah doa yang di penuhi Tuhan, maka akan lebih baik mendoakan untuk menjadi baik.

Karena tanpa perlu menjadi sebuah doa, karma selalu ada…. 

Selesai...

-Balada Penulis Amatir-