Selasa, 02 Juni 2015

Terimakasih Sheila On 7

Aku mungkin adalah satu dari sekian juta pengemar yang mengagumimu. Sebuah band yang kasetnya menjadi koleksi pribadi pertama aku dari hasil mengumpulkan uang jajan saat masih menggunakan seragam putih biru. Mendengarkan berulang-ulang sebuah karya dengan sampul warna hijau dengan walkman yang aku miliki dari hasil angpau lebaran XD.

Meskipun bukan fans die hard yang selalu mengikuti, belum rutin membeli album dan pernak pernik tentangmu, dan tidak juga bergabung menjadi anggota official fans club (Sheila Gank). Aku patut berterimakasih karena kehadiranmu turut mewarnai pendengaran telingaku hingga saat ini. 19 tahun sudah kamu berkarya, puluhan lagu dihasilkan selalu menjadi hits. Pernah menyandang predikat band sejuta copy dari hasil penjualan album pada eranya.

Dua Juni Dua Ribu Lima Belas, untuk kesekian kali kamu manggung di JakCloth yang kali ini mengambil lokasi di Tennis Indoor, Senayan. Aku agak telat untuk bisa masuk ke lokasi pertunjukan. Tepat jam 19.30 tempat konser sudah penuh! Padahal kamu baru memulai memainkan lantunan lagu setengah jam berselang. Masuk lewat tribun atas pun tidak menolong, alhasil aku hanya bisa berdiri sepanjang pertunjukan berlangsung di mulut pintu masuk tribun atas dengan ratusan bahkan ribuan orang yang tidak bisa masuk karena kapasitas Tennis Indoor sudah tidak memadai.

Di sinilah aku mengagumimu dari kejauhan :D

Tak apalah aku pikir dalam hati. Sudah bisa datang dan melihatmu dari kejauhan meskipun berkeringat aku senang. Bersama kedua temanku kita mendendangkan belasan lagu yang kamu bawakan malam itu. Karena situasi yang semakin tidak memungkinkan di tempat konser, kedua temanku memutuskan untuk keluar terlebih dahulu. Namun aku tetap bertahan sampai lagu terakhir yang bercerita tentang pertemanan. Sebuah kisah tak mudah dilupakan, tak ingin berpisah meskipun sudah waktunya. Sampai nantinya akan menjadi kenangan serta di rindukan dalam lorong waktu masa depan.



Caci Maki Saja Diriku Bila Itu Bisa Membuatmu Kembali Bersinar dan Berpijar Seperti Dulu Kala



Keluar dengan rasa lelah yang ditutupi dengan selimut kesenangan malam itu. Kalo bukan Sheila On 7 aku mungkin tidak akan bertahan disana (lokasi konser) hingga selesai. Gumaman kecil yang mengantarkan langkah kaki meninggalkan keceriaan malam itu dengan senyuman.

Sekali lagi, terimakasih Sheila On 7. Dengan kesederhanaan yang ditunjukan baik saat pertama kali hadir di industri musik, hingga saat ini bisa disejajarkan dengan musisi legendaris Indonesia lainnya. Terimakasih sudah menemani kehidupanku mulai dari anak-anak, remaja, fase peralihan dan menuju dewasa hingga saat ini.

Mulai dari lagu bertemakan jatuh cinta, patah hati, persahabatan hingga lagu tentang keseharian dalam hidup. Bahkan di satu-satunya lagu yang kesemuanya liriknya menggunakan bahasa Inggris. Just For My Mom, coba dengarkan suara Duta masih terdengar sangat kental dengan logat Jawanya jika tidak mau disebut medok. Bahkan ada beberapa part dalam lagu ini dimana banyak yang menilai secara penyebutan kurang tepat. Buat aku itu tidak menjadi masalah. Setidaknya lagu ini yang selalu mengingatkanku tentang ibuku. Wanita tangguh yang membesarkan aku dan kedua adiku seorang diri setelah bapak meninggal setahun sebelum kamu lahir. 

Meskipun kini kamu sudah tak begitu bersinar dan berpijar seperti dulu kala, berlapang dadalah. Jalan Terus, dan Melompat(lah) Lebih Tinggi, Salam Pejantan Tangguh! 


Selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar